Kamis, 16 Oktober 2008

Blog pertama gueeee.. hihihi..

Akhirnya setelah sekian lama gue berniat bikin blog, tapi nggak kesampean juga, bukan karena aku tak mengerti cara membuatnya, yang exactly gampang banget bikin blog, hehe, sombong gitu gue.. tapi karena gue males aja. Bukan cuma itu sih, disamping itu, gue juga sibuk sama perkerjaan gue, sebagai seorang pelajar and journalism of Neunzig Magazine.

First, gue akan memperkenalkan diri gue.

Nama : Faizah Aidid
Status : Seorang Pelajar yang kadang malas untuk belajar.
Umur : Udah 16 tahun. Damn! Tambah tua deh gue.
Birthday : 26 july 1992
Hometown : Jakarta
Sekolah : SMAN 90 Jakarta Selatan or Neunzig (dalam bahasa Jerman berarti 90)
Excul : Jurnalis coz gue suka dengan unsur yang berbau tulis-menulis
Kelas : XI IPA I

Gue ituuu, haha, jadi bingung mau nulis apa. Yang pasti gue itu nggak jelek juga nggak cakep. I'm just an Ordinary girl. Gue nggak terlalu pinter di kelas, khususnya di kelas ipa. Kenapa? Karena gue termasuk murid yang malas sekali belajar.
Suasana kelas yang ngebosenin membuat gue tambah nggak nafsu buat buka buku. Alhasil kerjaan gue di kelas cuma tidur, nguap, ngobrol sama temen sebangku gue, Nissa, terus buka situs-situs di internet. Jangan berpikir yang aneh-aneh dulu. Yang gue buka itu bukan situs-situs yang menjurus ke arah pornografi atau sebagainya, tapi nggak lain adalah situs-situs yang dapat menambah wawasan gue. Gue suka banget nyari hal-hal baru di internet. Kayak berita-berita aneh gitu deh.

Menurut gue, guru-guru di Indonesia itu jarang banget yang kreatif. Yang ada mereka itu kebanyakan ngebosenin. Cara mereka dalam mengajar yang monoton, bahasa mereka yang sulit diseimbangkan oleh kemampuan anak dalam berfikir, dan ruang lingkup mengajar mereka yang hanya di sebuah kelas berukuran 4x5cm saja, dengan harus duduk selama hampir delapan jam. OH MY !!
Andai aja kita, para pelajar, nggak hanya belajar di tempat yang namanya sekolahan, mending kalo di lapangannya, lah ini di kelas yang sempit, dengan bangku yang cuma muat buat pantat gue, dan membuat tas gue mesti di taro di meja sebagai tatakan dalam menulis.

Kapan kita bisa belajar di ruang lingkup yang lebih besar? Dimana kita bisa bebas bernafas menghirup oksigen di alam bebas sambil menemukan sesuatu yang lebih memberikan ilmu daripada yang ada di buku yang selama ini kita baca.
Gue yakin, lo juga pernah merasakan kejenuhan dalam belajar sama seperti yang gue alami, bukan hanya pernah, bahkan sering.

Diluar sana, banyak hal yang dapat kita pelajari dan kita teliti. Bahkan, kita bisa lebih mensyukuri nikmat yang Allah kasih, berupa alam nan indah yang penuh dengan rahasia yang mesti kita gali.

Guru di sekolah gue yang membuat gue berfikir, kalo belajar itu bukan hanya di sekolah yang membosankan ini, tapi dimana aja kita bisa belajar. Di jalanan, kita bisa belajar untuk mematuhi lampu lalu-lintas, agar jalanan, khususnya di Jakarta tidak selalu macet. Kedua, kita belajar bagaimana caranya agar lingkungan tetap bersih, dengan membuang sampah pada tempatnya. Ketiga, kita belajar bagaimana besikap empaty/simpati terhadap kaum yang lemah, misalnya fakir miskin, dari situ kita bisa belajar untuk menanamkan sifat saling tolong-menolong, dan menumbuhkan rasa syukur karena ternyata hidup kita jauh lebih baik daripada mereka. Belajar itu bukan hanya untuk sekedar mencari nilai di rapot, atau bukan supaya kita di anggap pintar oleh orang lain yang kepintarannya di bawah kita.
Orang-orang yang di anggap pintar di sekolah belum tentu pintar di lingkungan luar. Sebagian dari mereka mungkin jarang atau bahkan tidak pernah menerapkan ilmu mereka di luar sekolah. Orang yang nilai di rapornya tinggi belum tentu membuang sampah pada tempatnya. Begitu juga guru-guru yang mengajar kita.
Contoh nyata, gue pernah jalan bareng guru yang pernah memarahi gue karena tidak memperhatikan materinya. Ketika di jalan, dia seperti orang awam yang tidak tahu aturan lalu lintas. Dan parahnya lagi, gue melihat dengan mata kepala gue, kalo dia itu dengan seenaknya aja buang sampah di jalanan umum. Arrrggghhh, gimana muridnya bisa pinter kalo guru yang mengajarnya aja kayak gitu????

Sorry...
Bukan maksud gue untuk menjelek-jelekan semua guru yang ada di Negara kita ini, melainkan gue hanya mengeluarkan unek-unek gue selama ini.

ok, see y, i will watch TV, gue mau liat perdebatan antara Barrack Obama vs McCain..

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ah ada juga blognya.... jadi ngelanjutin di blogspot ya... nasibnya wordpress gimana?

btw 16 taon tua apanya aku dah 20... sebel

ePoTz's bLog mengatakan...

haha.. udah lupa ka id wordpressnya..

yee.. udah tualah 16 itu.. huhu..

Annisa Nandasari Maulidya mengatakan...

ganti tuh pot, umurlo udah gak 16 lagii hahahahaha